Rabu, 13 Januari 2016

BETERNAK DARI MERPATI YG GAGAL DILATIH






BETERNAK DARI MERPATI YG GAGAL DILATIH ( UPCARE DARI ANAK BURUNG PRESTASI),  APAKAH MEMILIKI PROSPEK MENGELUARKAN ANAKAN YG BERPRESTASI.

     Pertanyaan ini selalu timbul disetiap pemain merpati, jawabannya pun selalu menimbulkan kontroversi. Ada yang menjawab “wong yg indukannya juara saja anakannya blm tentu juara, apalagi indukan ga juara”

     Ada juga yg membantah, dengan beberapa pengalamanan bahwa beberapa burung juara berasal dari burung yang indukannya tidak juara buktinya anakannya juara. Akhirnya timbul pernyataan bahwa dalam beternak tidak ada yang pasti karena dalam beternak menggabungan 2 (dua) jenis merpati yang Genotif dan fenotifnya berbeda, semua tergantung rezeki, tinggal yang kuasa mau member kita burung juara apa tidak. Akhirnya semua tidak ada yang pasti karena dalam beternak pun tidak memiliki kepastian dan yang gabungkan adalah mahluk hidup sehingga hasilnya pun tergantung dari merpati itu sendiri kapan dia akan mengeluarkan bibit yang bagus kapan yang kurang bagus bahkan jelek sekalipun. Akhirnya anakannya pun bervariasi dari yang bias menduduki posisi puncak sampai ketingkat yang baru dilatih langsung upcare krn tidak sesuai dgn keinginan kita.
Bagaimana kita harus mempersiapkan agar indukan yang kita gunakan dalam beternak bias sesuai dengan keinginan kita. Type seperti apa merpati yang menjadi idaman kita, mampu bertengger di puncak prestasi. Namun saat ini jarang kita temui merpati yang mampu bertengger di puncak prestasi scr terus menerus, karena Trah juara sdh merata hamper dimiliki oleh seluruh pemain merpati disemua kalangan. 

MERPATI JUARA PASTI MEMILIKI POSTUR YANG PROPOSIONAL DAN GEN YANG BERAGAM.
Pernyataan diatas adalah mutlak dan tidak bias ditawar, karena utk menduduki posisi puncak dari merpati harus memiliki Body yang proposional dan gen yang beragam. Hampir tidak ada burung yang Inbred bisa menjadi juara, karena Intelegensi nya pasti Rendah, posturnya kurang proposional dan kurang tahan terhadap berbagai macam penyakit. Namun tidak sedikit hasil burung Inbred yang mampu menurunkan anakan yang juara setelah disilangkan lagi dgn merpati lain yang tidak memiliki hubungan darah yang dekat.
Sehingga ada juga peternak yang tidak sadar dgn asal menjodohkan burung yang sdh terbukti juara tanpa melihat keturunannya, begitu dijodohkan tidak mengeluarkan anakannya yang mampu berprestasi namun dengan tidak sengaja menjodohkan dengan betina yang tidak sengaja ( betina geberan namun Trahnya juara ) bisa mendapat anakannya yang juara. Kita langsung memvonis, ini darahnya tidak cocok, ini cocoknya sama betina geberan. Padahal secara tidak sengaja karena kita tidak mempelajari Trah atasnya bahwa ini burung yang masih satu trah, namun di ternak secara Line bred, padahal beternak dengan Line bred apabila dilakukan secara terus menerus akan menghasilkan anakan yang sama dengan kita beternak secara Inbred.

INDUKAN TIDAK JUARA ( DARI TRAH JUARA ) ANAKNYA BISA JUARA.
Banyak yang seperti ini, karena peternak baik sengaja maupun tidak sengaja menggabungkan 2 (dua) merpati yang komposisi fisik dan Gen yang beragam sehingga saling mengisi dan menghasilkan merpati yang proposional baik fisik maupun genotif ditunjang dgn latihan dan perawatan yang baik sehingga prestasinya mampu menyamai bahkan melebihi tetuanya / indukannya atasnya.
Sehingga diperlukan langkah2 yang peka dalam beternak.
1.        Harus paham untuk kreteria Fenotif dan Genotif ( phisik dan gen ) burung yang juara seperti apa, pelajari trah dan sering memegang burung2 juara sehingga paham bahwa burung juara memiliki komposisi phisik seperti apa dan berasal dari trah apa bukan hanya F1 keatas namun 2 bahkan 3 atau 4 trah keatas.
2.        Yang banyak ditemui pemain dikalangan pemain merpati, bahwa pemain merpati rata – rata paham untuk bentuk komposisi phisik burung bagus, namun begitu di pegangkan burung yg tidak bisa berprestasi ( upcare ) di Tanya dimana letak kekurangan merpati tersebut sehingga dalam dilatih tidak sesuai dengan harapan sehingga harus diUpcare dimana letak kekurangannya. Kebanyakan yang bingung “ dimana yah letak kekurangannya, burung bagus gini kok ga bisa dilatih, kok sprintnya tidak keluar, kok takut di dekati musuh, kok tidak mau nemplok dll” padahal disinilah letak kemahiran kita, bagaimana kita mencetak dari indukan yang tidak berprestasi bisa menghasilkan anaknya yang berprestasi.
3.        Pahami kekurangan indukan yang akan kita jadikan Breder tutupi dengan pasangan yang mampu menutupi, bila perlu gunakan indukan betina yang bener2 sempurna baik Phisik maupun dari segi trah.
4.        Pahami karakter Trah tersebut, dari awal dilatih typenya seperti apa, yang baik bentuk phisiknya seperti apa, mayoritas dari warna apa, kekurangan pada saat dilatih seperti apa, bila merpati siap lomba type terbangnya seperti apa, model giringnya seperti apa. Timba pengalaman dari senior2 yang pernah melatih Trah tersebut.
5.        Konsisten dalam beternak, perawatan dan pelatihan dan jangan mudah terpengaruh dari cerita2 luar.
6.        Merpati yang siap lomba dan bisa menjadi juara, tentunya Kondisi phisik dan bulu dalam kondisi puncak, bagaimana kita mampu mengatur dalam palathan dan perawatan disaat merpati sudah waktunya lomba berada dalam kondisi siap.

SELAMAT MENCOBA

BY “JANOKO MOZART BF”

BIBITAN YANG BAIK UNTUK DIJADIKAN BREDER





MEMILIH BIBITAN YANG BAIK UNTUK DIJADIKAN BREDER


Memilih bibitan yang baik utk dijadikan Breder bukan lah hal Gampang tapi juga tidak usah dipikirkan terlalu sulit.. karena Merpati yang SERING Juara baik tingkat lokal s/d Nasional pasti memiliki postur tubuh yang prosposional hampir mendekati Sempurna. Namun memilih postur merpati yang hampir sempurna ini yang sulit, karena kita hanya berpatokan pada organ luarnya saja spt : Kepala, badan, ekor, kaki,bulu namun juga meliputi tulangan, pernafasan maupun tingkat Intelegensi merpati.

Sedang Penghobby Merpati entah itu yang sdh berpengalaman puluhan tahun bermain merpati atau bahkan yang belum lama kebanyakan hanya mempelajari karakter merpati dari fisik luar saja, jarang yang mau mendalami sampai dengan organ dalam dan intelegensi ( tingkat kecerdasan ).

Kembali kepokok permasalahan bagaimana memilih breder yang baik, utk dijadikan indukan apa perlu dilihat prestasinya apa musti harus tingkat Nasional atau cukup dilihat tingkat lokal saja, dalam hal ini tidak bisa dijadikan pedoman karena juara nasional kalo hanya sekali ( entah kebetulan apa tidak kita tidak tahu ), Sedangkan Juara lokal kalo rutin / sering apa kita ragu utk menjadikan indukan. Merpati Juara Nasional berapa harganya ????

Disinilah kita harus pandai memilih dengan bijak, kedua contoh merpati diatas memiliki potensi yang sama kuat dalam menurunkan Trah yang juara kepada anak2nya...


Yang terpenting merpati yang akan kita jadikan Breder harus memiliki criteria yang memenuhi Syarat dan terseleksi spt :

1.    Trah jawara istilah ini sering kita gunakan, dimana dalam kamus bahasa Indonesia Istilah Jawara adalah Jagoan, Pendekar atau kita definisikan Jagoan, jawara atau pendekar dimana setiap bertarung sering menang atau bahkan tak terkalahkan. Sehingga dalam dunia Merpati kalo kita gunakan istilah Trah  jawara bahwa keturunan burung tsb sudah sering menang bila dilombakan dan sering juara. 

2.  Tubuh yang proposional, pemahaman tubuh merpati yang proposional tentunya ini tidak terlalu sulit karena hamper semua pemain merpati baik pemula maupun senior sudah banyak paham istilah tubuh yang proposional karena referensi cirri ciri fisik merpati yang proposional sudah banyak.


3.   Intelegensi yang baik , Intelegensi atau dalam dunia merpati sering kita sebut bahwa merpati tersebut pandai, gampang dilatih, jalur lurus termasuk mental yang baik karena cepat hafal dilatih walaupun sering pindah – pindah lapangan, dilatih tidak muteran atau bingung setiap dilatih apalagi pindah lapangan serta cepat mengenali betina geberan atau pemilik dan kaos team nya. 


4.    dan Sistem pernafasan yang sempurna, mungkin istilah Sistem Pernafasan yang sempurna bagi dunia merpati balap tidak terlalu penting dan jarang sekali pemain yang memperhatikan ini karena istilah ini banyak yg dijadikan pedoman oleh merpati pos yang jarak lepasan hingga 100 km lebih sedang pada merpati balap yag jarak lepas antara 1 km pernafasan tidak menjadi hal yang penting apalagi ditunjang dgn criteria diatas yang sudah proposional, namun dalam pernafasan jangan sampai tidak diperhatikan karena banyak dijumpai burung yang pada saat dilatih terbang begitu cepat (sprint) atau hinggap kebetina dengan cepat ( shoot atau tembak ) baik ternyata begitu jauh seperti terbang di tempat kalah dengan merpati yang terbang seperti pelah satu – satu namun cepat sampai ke betina / joki, factor ini yang menjadi penyebab adalah system pernafasan yang kurang baik, sehingga untuk menilai system pernafasan yang baik selain bentuk fisik yang harus diperhatikan juga dilihat pada saat dilatih dimana merpati tsb control antara terbang dan sampai ke betina tidak terlalu terburu – buru terbang krn secara logika merpati pun mampu mengkontol jarak yang harus di tempuh dgn pernafasan yag harus digunakan….. Selamat Mencari...

BY JANOKO MOZART BF’

SISTEM BREDING TEORI VAN BREMEN KURANG BERHASIL DITERAPKAN PADA MERPATI BALAP DAN TINGGIAN








Mengapa sistem inbred dan linebred Teori Van Bremen kurang berhasil diterapkan pada Merpati Balap dan Tinggian .

       Ini juga menurut pengalaman saya pribadi dan hasil penelitian dikandang saya sendiri serta pernah diskusikan bersama rekan – rekan yang  berkunjung kekandang, mudah2an ini mulai terlihat mengapa sistem Van bremen mengenai breding kurang berhasil terhadap burung tinggi dan balap.
Utk merpati Pos menurut saya sangat masuk akal teory Van bremen mengenai inbred, linebred, crosbred dan back crossbred.. ini utk mempertahankan karakter dan sifat baik genotif maupun fenotif  sedang yang dihasilkan sesuai dengan harapan seperti contoh : type terbang yang satu2 dgn lop panjang – panjang sehingga rumpun keturunannya pun demikian namun perbedaan yang sangat menyolok antara merpati pos dengan merpati balap dan tinggi, dimana merpati pos tdk ada masa giring / keket/ ngaret dan dilepas secara bersama – sama. Sedang utk MB dan MT harus ada masa giring krn pada saat itulah burung dimainkan, perbedaan yang menyolok kenapa burung linebred dan inbred kurang begitu cocok utk burung balap dan tinggi.  

        Karena burung yang inbred dan linebred berdasarkan analisa dikandang saya dimana saya telah berternak selama 3 tahun dgn mempedomani teori van bremen ( ga usah lama2) menandakan burung inbred dan linebred cenderung terbang santai, kurang greget, sprint tdk terlihat walaupun sudah lihat geberan sehingga walaupun terbang sdh sesuai dgn yg kita harapkan namun banyak yang kalah sprint atau kalah tembak.. nah kalo di Merpati Pos yang nafasnya kuat yang akan menang.
Sekedar saran bila ingin mempertahankan Karakter, seyogyanya jalur linebred dan inbred hanya sekali dilakukan kemudian lakukan crosbred... crosbred.. crosbred.... dst  dan bila dirasakan sudah cukup crossbred utk mempertahankan kembali lakukan linebred.. crossbred.... dst
Ini baru kesimpulan sementara pendapat masih terbuka bebas...

By "JANOKO MOZART"

MEMILIH MERPATI






SPEKULASI MEMILIH MERPATI:

1.      Bentuk kepala
Pilih burung yang mempunyai kepala tidak terlalu besar dan dengan batok kepala menyerupai kepala pesawat jet tempur, yang mempunyai derajat kemiringan antara pangkal hidung dg atas batok kepala sebesar 45-60, jangan yang memiliki derajat kemiringan 90, berbeda dengan yang mempunyai kemiringan 45-60, tipe kepala spt ini kan dpat mengurangi gesekan pada saat terbang, selain itu biasanya burung dengan bentuk kepala spt ini lebih cerdas.
2.        Pemilihan Paruh
Pilih paruh yang berbentuk "merit" (runcing pada ujungnya), tidak terlalu besar. Pilih paruh yang bentuknya tidak ada halangan antara paruh dengan kepala apabila terjadi gesekan angin.
3.      Mata
Mata sebagai senjata utama bagi merpati untuk menemukan gerakan tentu tidak akan kita abaikan dalam hal pemilihannya. Pilih mata yang mempunyai pupil (bijih mata) berwarna hitam pekat dan responsif terhadap cahaya (akan membesar dan mengecil dg cepat saat menerima perubahan rangsangan cahaya). Pilih juga yang mempunyai cincin lingkar menempel pada bijih mata (biasanya berwarna hijau) 1/4 keliling bijih mata menggantung di depan bawah. Sedangkan untuk warna mata, pilih yang mempunyai dua warna mata,biasanya perpaduan antara kuning tua dg kuning muda, merah tua dg hijau tua, atau merah muda dg putih. Pilih yang mempunyai warna tengah lebih tenggelam dari warna luarnya,sehingga akan terlihat jelas perbedaan antara keduanya (bila mata burung kita lihat pada tempat yang teduh/tidak terkena cahaya langsung). jika mata burung kita lihat pada saat terkena sinar matahari langsung, maka kedua warna mata akan bergabung dan tampak seperti titik2 warna yang menyatu.
4.      Hidung
Hidung juga berperan untuk merpati dalam sirkulasi udara pada saat terbang, usaha bentuk hidung tidak terlalu besar dan seimbang antara bentuk hidung paruh dengan kepala. Usahakan lubang hidung menghadap kedepan agar sirkulasi udara dapat dengan mudah untuk keluar masuk pada saat terbang.
5.      Leher
Sampai saat ini sy masih berpendapat bahwa leher adalah sarana utama bagi burung merpati. pilih leher yg kuat dan jangan terlalu panjang, pilih panjang leher yang sedikit lebih pendek dari tulang dadanya. pilih juga tulang leher yg kuat, tegak, kencang dan mendongak keatas (saat burung memperhatikan sesuatu,biasanya gerakan), akan tetapi akan kembali mengendur/menekuk seperti semula. karena leher yg selalu tegak terkesan kaku, kalah fleksibel dibanding dg tipe tulang leher yg tadi sy sebutkan.
6.      Warna bulu
kalau menurut pendapat sy pribadi, tapi ini juga msh jadi tahap spekulasi. sy mengelompokkan warna sbb:
a)        Merpati warna ini saya memilih "cekelan" tubuh padat/"kiyel"/kenyal spt karet,berisi kalau dipegang terasa agak berat, dg bulu seperti sutra dalam kehalusannya, tapi tipis bulu dadanya. hitam garing(mentah), utk merpati spt ini sy memilih cekelan bulat padat tapi berbobot, dg bulu seperti sutra.
b)      Sayap sebagai sarana utama burung untuk terbang hendaknya kita harus benar2 memilihnya yg terbaik, beberapa contoh al:
v    Bahu sayap harus kuat dan lentur/jangan kaku, utk bentuk bisa bervariasi, ada yg tebal bulat, pendek berotot. ada juga yg berbentuk pipih, lebar berotot.
v    Bulu sayap tebal kencang tidak bergelombang. pilih juga yg lebar (landung) rapat jarak satu bulu dg yg lainnya. ujung bulu meruncing, dengan lidi tebal kuat tapi tidak kaku serta lentur.
v    Tulang bulu sayap besar kuat sedikit lentur pada ujung bulunya pilih juga yg memiliki sayap sedikit terlihat "mekongkong" saat dipegang. jangan yg memiliki sayap merapat ke badan, karena kualitas terbang akan lebih kencang yg mempunyai sayap agak "mekongkong".
7.      Bentuk dada
Pilih bentuk dada yang berbentuk huruf V atau O (kalau dilihat dari depan), jangan elip mendatar/gepeng. burung dengan bentuk dada berhuruf V atau O biasanya akan terbang kencang dari arah manapun. berbeda dg yg berbentuk gepeng biasanya terbang power / tenaga tidak terlihat.
         Pilih tulang dada yg mempunyai panjang sedikit lebih panjang dari telunjuk org dewasa, atau paling tidak sama panjang. masalah bentuk saya punya pengalaman seperti ini:
a)            Berbentuk seperti tanda 'centang' : dg tulang dada belakang menjorok kebelakang, biasanya burung jadi berbentuk jantung. burung dengan type tulang dada sprti ini dg perangkat lain yg memadai biasanya akan mempunyai shot / tembak anteng / tidak goyang.
b)         Berbentuk seperti bulat O : dengan perangkat lain yg memadai dan "cekelan" padat berisi, burung akan terbang  "nggenjot-nggenjot".
c)         Ada yang berpendapat bahwa kondisi, ukuran jarak dan bentuk "sapit urang" pada burung merpati tidak mempengaruhi gaya terbang dan turunnya, kalau dari pengalaman sy pribadi, bila dinilai dari cara terbang burung sendiri memang sampai saat ini saya belum menemukan adanya pengaruh "sapit urang" sama gaya terbang burung. Kencang tidaknya burung pada saat shoot banyak dipengaruhi oleh factor keturuanan.
d)         saat kita pegang ekor merpatipun akan memp daya tekan kebawah yg berbeda2, ada yg "ndlosor", "ngawet" 45 derajat, dan ada pula yg "ngawet" 90 derajat/ ditempat sy biasa disebut dg "bengkuk".

  1. Ada beberapa Faktor:
    Geberan warnanya tidak sama dengan induk yang mengasuh, biasanya merpati giringnya tidak bagus. giringan akan keras jika warna geberan sewarna dengan indukan yang mengasuh.
2.   Faktor genetik
Ada beberapa Trah yang latihannya susah, susah giring, contohnya : trah darah buldozer.
3.   Bisa juga dilolohkan seperti yang di lakukan teman2 dari madura, tp cara ini tidak di rekomendasi, karena struktur tulangnya berkembang tidak optimal,
4.    Cara mengatasinya:Ganti geberan yang sesuai dengan indukan yang mengasuh,(Tapi jangan sekali2 memasukkan geberan hasil beli di pasar tanpa di karantina, ingat ini musim ujan, bahaya!!!mengatasi Faktor Genetik, perlu kesabaran extra untuk melatihnya.
5.   Obat / jamu yang biasa dipakai :Pil Balap(banyak dijual di pasaran dibungkus kotak kertas kecil, pilnya seperti biji kapuk randu), tapi dosisnya jangan kebanyakan,bulu bisa rontok,Jamu ramuan sendiri, antara lain: kunci, kunyit, sarang burung walet, madu klanceng,kuning telur bebek,dll

By  “JANOKO MOZART”