Rabu, 07 November 2012

JANOKO is CAME BACK

      Sebelumnya kami ijin memperkenalkan terlebih dahulu siapa kami, sehingga rekan mania andokan setanah air dapat mengenal lebih jauh Birdfarm kami. Kami menyukai dunia merpati sejak kecil di jakarta sekitar tahun 80-an hingga tahun 90-an setelah lulus SMA kami berhenti karena melanjutkan studi, setelah kembali kejakarta tahun 2002 - 2004 kami mencoba bermain kembali merpati tinggian di kemayoran yang kala itu merupakan barometer merpati tinggian setelah Pulomas rupanya hasil permainan merpati tinggi yang kami rasakan kurang maksimal antara hasil dengan biaya yang dikeluarkan ditambah pengetahuan yang kurang maksimal di dunia merpati. Sehingga kami pun beralih kemerpati balap, kemudian kami pindah ke Bali dan mulai tahun 2006 kami mencoba mengenal lebih jauh tentang dunia Merpati Balap. 


Berawal dari kecintaan terhadap dunia merpati kami mencoba menelusuri istilah Trah atau garis keturunan di merpati balap yang pada pemain merpati tinggian bukan merupakan prioritas utama namun pada merpati balap itu adalah hal mutlak yang tidak boleh ditinggalkan. Karena rasa keinginan tahuan sehingga mendorong kami mencoba menelusuri trah burung – burung juara ditanah air, hasil dari penelusuran kami terhadap burung juara mungkin rekan mania andokan dapat membaca tulisan kami yang berjudul Merpati Balap di Indonesia yang merupakan pendapat, pengalaman dan pengamatan rekan – rekan kita yang lebih dahulu mengenal dunia merpati balap.

          Hasil dari penelusuran kami terhadap dunia merpati balap akhirnya kami bertemu dengan bpk Ayin Janoko team Jember tahun 2007, dan akhirnya kami dipinjamkan indukan jantan dan betina mulai dari Lelet, Micky, Angel HR 47 dan anaknya Angel Junior Ring Janoko 213 dan 214 (kembar) kelima burung tsb skrg ada dikandang kami di Semarang, Excellent (pernah dipinjamkan ke kami untuk diternak), anak janoko Ring 42, Trah Masakini (Nyo Situbondo) dll. Berawal dari kedekatan kami dengan Ayin janoko jember team yang saat ini sudah almarhum sehingga kami banyak mengoleksi trah – trah janoko tersebut. Sepeninggalan Ayin sekitar pada bulan Juni tahun 2010, beliau yang bernama lengkap (alm) Sugiyanto atau lebih dikenal dengan nama panggilan Ayin sehinggal Janoko team Jember tidak eksis lagi di dunia andokan tanah air, tapi kita patut bersyukur dari tangan dingin beliaulah sehingga dapat mengeluarkan burung – burung juara ditanah air diantara yang sangat fenomenal sprinter yang bernama Janoko dengan nomor Ring 42 dan betina sesarang Janoko dengan nomor Ring 41, keturunan dari burung tersebut pun hampir dibilang merata karena dapat melahirkan burung – burung merpati kelas nasional yang banyak berkiprah event nasional maupun lokal.

           Tidak bisa kita pungkiri bahwa mulai tahun 2007 hingga saat ini sprinter yang sering menjuarai lomba Lokal dan Nasional banyak didominasi Trah Janoko baik dari Janoko sendiri maupun betina sesarangnya dengan ring 41, seperti kita sebut saja Terminator dan Janoko junior ( Koneng), Pamungkas, Parikesit, Bintang Jakarta, Garis (Muksin), Condro, Pantai selatan, Keris ( Juara Aniversari 2012) ( milik Fair team semarang) dan masih banyak lagi. Kalau kita mau jujur masih banyak lagi, baik dari F1, F2, F3 sprinter – sprinter ditanah air saat ini yang menjuarai lomba – lomba lokal dan nasional yang berasal dari trah Janoko, namun banyak juga mania andokan yang kurang sportif sehingga mencoba mengaburkan trah keturunan agar ternakan trah burung lain yang muncul.
        Untuk itu alangkah baiknya  kita mengenal lebih jauh koleksi Trah Janoko team Jember milik (alm) Ayin, beberapa indukan yang menjadi pamungkas kandang disana waktu itu seperti Excellent, Lelet, Micky, Angel, Balik nama dan betina Masa kini (trah mercy). Hasil bincang – bincang penulis dengan Ayin waktu beliau masih hidup dan mania Andokan Jember an. Patrik Haryanto ( masih keponakan alm. Ayin) serta Tapa ( Mantan joki Janoko team) dengan beberapa kru janoko team Jember semasa masih eksis yang mengetahui sebeluk beluk Janoko team, sehingga kita bisa lebih jelas mengetahui silsilah merpati yang ada di kandang Janoko Team Jember, kita  Mulai dari :

1. EXCELLENT 

     Excellent aslinya menggunakan Ring HR warna Hijau (menurut keterangan Patrik ), excellent berwarna kelabu terang dengan bintik – bintik disekitar sayap, postur agak panjang, lar sayap merit bagus dan lidi di bulu sayap yang lurus serta keistimewaan dari excellent adalah bulunya yang halus, style terbang lop panjang – panjang dan yang paling menyolok dari Excellent yakni shot ( tembak) panjang dan keras, dari trah ini kemudian bisa keluar Janoko ring 42 yang di beli Edi Inovasi tahun 2006. 

Excellent dibeli sekitar tahun 2000 an oleh Alm. Ayin dari Nyo (Situbondo) seharga  Rp. 22,5 Jt yang waktu itu sedang dijodohkan dengan betina Megan kaki berbulu Gondrong/lebat (trah mercy yang diberi nama Masa kini) hasil dijodohkan dengan betina ini kemudian keluar Induk Janoko yang berwarna Kelabu terang dan ada bulu putihnya disayap namun tidak banyak ( selap kanan kiri), dari betina inilah pada saat dijodohkan dengan merpati yang bernama Balik Nama mengeluarkan Janoko dengan Ring 40 dan betina sesarangnya nomor Ring 41.

   
      Betina anak excellent - Trah masa kini  dengan Balik Nama hanya Janoko dan betina sesarangnya saja, sedang untuk saudaranya tidak ada. Sekitar tahun 2008 betina induk Janoko ini sudah tidak mengeluarkan bibit kemudian dititipkan ke Deltig Mozart Team ( sekarang Janoko Mozart team ) yang waktu itu masih berdomisili di Bali dalam kondisi sudah tidak bertelor namun akhirnya hilang pada saat dijemur sedang ( diobati). Demikian halnya Excellent sendiri pun pernah di pinjamkan ke Deltig Mozart (sekarang Janoko Mozart ) utk diternak di Bali selama 3 bulan kemudian di pulangkan kembali ke Jember.


Prestasi Excellent sendiri seperti diceritakan oleh Patrik dan Tapa jarang diterjunkan di lomba – lomba Nasional namun hanya sering di lomba lokalan karena mania andokan jember lebih suka dilomba lokal yang mana bisa dibuat taruhan dan hasilnya lebih banyak dari pada lomba Nasional. Untuk saat ini keberadaan Excellent sendiri tidak diketahui sepeninggalannya (alm) Aying.





2. BALIK NAMA

      Balik Nama adalah burung asli dari situbondo berwarna Kelabu terang Tongkol dengan selap putih disayap sebelah kiri bulu nomor 4 dan 6 serta tidak menggunakan ring (non ring), ciri lain pada kedua kaki tumbuh bulu segaris  dibagian dalam dan tidak lebat. Balik Nama sendiri anak dari Janur Kuning (Situbondo) dengan Betina warna Tritis Ring CHO (trah Cempaka), sedangkan kakek Balik nama adalah burung yang bernama Cepe dan kakek buyut Balik nama adalah Micky (Nyo Situbondo) disilang dengan betina anak 45 dimana burung tersebut juga masih milik Nyo. 
          Untuk Janur Kuning sendiri merupakan burung yang banyak mengeluarkan burung – burung top pada masa itu seperti Angel dan Baret merah (Nyo Situbondo) namun beda Indukan dengan Balik nama, Janur kuning sendiri pemilik aslinya Yadi Situbondo ( jokinya Nyo pada masa itu).

         Balik Nama sewaktu dijodohkan dengan betina anak Excellent  dengan anak Masa Kini (Nyo Situbondo) mengeluarkan Janoko ring 40 sang Fenomenal dan dengan burung inilah kemudian nama Janoko Team berkibar di mania andokan setanah air hingga saat ini. Asal muasal Balik nama sendiri adalah milik saudara Naiming (Situbondo) yang diternak oleh sdr. Yadi dimana pada saat itu sdr. Naiming membawa betina tritis Ring CHO (trah Cempaka) kemudian keluarlah Balik Nama. Setelah dewasa Balik nama mulai menunjukkan keisitimewaanya yakni dengan type terbang lop panjang – panjang dengan tembak yang keras, namun pada saat itu Balik nama terdpat kendala tidak mau hinggap di betinanya. Karena keistimewaan tersebut sehingga dibeli oleh Sdr. Patrik Haryanto seharga Rp. 7.5 jt pada tahun 1999. 

      Balik Nama memiliki kemampuan terbang di atas rata – rata, sehingga pada lomba di Situbondo sprinter – sprinter dari wilayah barat yang ditarungkan dengan Balik Nama pasti ditinggal setengah lapangan namun Balik Nama sendiri pada saat dibeli dalam kondisi burung rusak ( tidak mau nemplok di betina ). Kemudian ditangan Sdr. Patrik sprinter Balik Nama di perbaiki yang akhirnya kembali normal dan mau nemplok ke betina.  Setelah kembali dalam kondisi normal, Balik Nama mulai sering diikut sertakan lomba lokalan  serta mendapat juara wilyah jawa timur bagian timur lumajang, situbondo, jember dan banyuwangi, demikian halnya juga Balik Nama hanya sering di ikuti lomba lokal karena hasilnya lebih besar dibanding lomba nasional.

3. Janoko Ring 42

    Janoko sendiri merupakan burung yang fenomenal dikancah dunia mania andokan setanah air, sedangkan Janoko adalah burung no 2 termahal setelah Leonard (ring V&R 41), karena Janoko merupakan burung yang pernah mendapat penawaran sebesar Rp. 750 Jt pada saat juara lomba nasinal di madura 2007 yang saat itu masih dipegang oleh Edi Inovasi yang di joki oleh Muksin. Janoko sendiri diambil oleh Edi Inovasi dari (alm) Ayin seharga Rp. 150 Jt, setelah juara nasional di Surabaya tahun 2006.
Style (gaya)  terbang Janoko 42 merupakan perpaduan dari Excellent dan Balik Nama, dimana Janoko memiliki gaya terbang lop yang panjang – panjang dan tembak yang keras, Janoko sendiri memiliki warna kelabu terang tongkol dengan body agak kaku bila dipegang seperti bapaknya Balik Nama. Janoko pada saat piyik ( menurut keterangan Tapa joki Janoko team) merupakan burung yang sulit dilatih karena body yang kaku dan terbang kiwir – kiwir, sehingga pada saat ini (alm) Ayin akan meng Upcare (menyingkirkan)  burung tersebut tapi karena joki bersikeras tetap akan melatih sehingga diteruskan yang akhirnya bisa menunjukkan ke istimewaannya yang pada akhirnya akhirnya bisa menjuarai lomba Nasional secara berturut – turut. 


Keistimewaan lain dari Janoko yang jarang di miliki oleh trah burung – burung lain adalah dapat mencetak keturunannya menjadi juara – juara nasional baik dari Janoko ring 42 maupun saudara betina sesarangnya Ring Janoko 41 dan ini hampir merata baik dari F1, F2 bahkan F3 nya, mungkin ini yang tidak dimiliki oleh Trah merpati – merpati balap lainnya atau dengan kata lain Janoko tidak pelit untuk menurunkan ke istimewaannya bagi generasinya.



      Kabar terakhir Janoko Ring 42 saat ini berada di sdr. Koneng jakarta setelah sebelumnya dari tangan Edi Inovasi namun sudah tidak mengeluarkan bibit, F1 Janako terakhir yang mendapat juara Lu di Yogya tahun 2012 adalah Janoko Junior milik Koneng, sedangkan Juara Aniversari 2012 yakni Sprinter yang bernama Keris (Fair team Semarang) ternyata masih F2 dari Janoko ring 41 (saudara betina sesarang Janoko ring 42).



4. MICKY Ring Janoko 73

    Sama halnya dengan Janoko ring 42, Micky pun merupakan anakan langsung dari Balik Nama beda Induk betina, dimana induk betina dari Micky berwarna coklat  trah mercy (masih saudara Mama chelsie) yang dibawa oleh sdr. Ni’am jember, indukan Micky juga masih Trah dari burungnya  Nyo Situbondo. Micky berwarna Kelabu Coklat selap, sebelah kanan 5 dan kiri 3, dibagian kepala ada putihnya dan berjanggut putih sedang kaki berbulu sampai mata kaki. Micky sama halnya dengan Janoko memiliki keistimewaan dalam terbang namun micky lebih condong ketrah mercy dimana terbang agak tinggi, jarak 100 – 200 meter turun nge L, sprint ninggalkan lawan dan tebak keras.

Micky pun sama dengan Janoko tidak pelit untuk daya turun ke anakanya, dimana dari trah Micky banyak dari F1, F2 dst yang mampu untuk diturunkan dalam lomba lokal dan nasional. Demikian halnya Micky tidak berbeda dengan Janoko ring 42, karena memiliki trah yang kuat dari Balik nama maka dari keturunannya pasti akan keluar warna kelabu tongkol. Untuk saat ini Micky ring Janoko 73 berada di kandang Janoko Mozart team semarang dalam kondisi ternak.




5. LELET
     Lelet merupakan indukan andalan dari Janoko team Jember, Lelet sendiri dibeli oleh (alm) Ayin dari daerah Prajegan Situbondo seharga Rp. 30 jt setelah mengikuti lomba Nasional di Laguna Surabaya tahun 2000 an yang melakukan transaksi pada saat itu sdr. Patrik dan masih menurut keterangannya Lelet pun pada saat masih muda menggunakan Ring HR warna Kuning dan meiliki warna bulu kelabu agak gelap. Keistimewaan Sprinter Lelet yakni memiliki jalur lurus dan jalan bawah serta memiliki karakter yang kuat baik lelet sendiri maupun keturunannya, sedangkan semasa jayanya Lelet merupakan burung andalan dari Janoko Team spesialis untuk taruhan bila mengikuti lomba lokal maupun nasional. Ciri khas lain dari Trah Lelet adalah anak – anaknya mudah dilatih, jalan bawah dan tembak yang keras. 

Lelet saat ini berada di kandang Janoko Mozart team semarang dan sudah hampir tidak mengeluarkan bibit karena sudah terlalu tua sekitar hampir 15 tahunan. Namun dikandang Janoko Mozart team dari trah Lelet diperkirakan masih kuat karena sebelum tua (macet tidak mengeluarkan bibit ) Lelet sudah disilangkan secara Inbred dan linebred. Dari trah Lelet ini pun banyak keturunannya yang berhasil menjuarai lomba – lomba lokal maupun Nasional.



6. ANGEL HR 47

       Seperti mania andokan setanah air mayoritas mengenal dengan sprinter yang bernama Angel dengan Ring HR 47 milik Nyo Situbondo, bercerita mengenai Angel tentu tidak pernah lepas dengan sprinter yang bernama Baret Merah karena ke dua sprinter ini sering menjuarai lomba – lomba Nasional dan lokal serta kemampuan menurunkan keturunannya yang hampir merata ke F1, F2 bahkan F3 serta seterusnya yang hampir merata. 



 
Sama seperti halnya Balik Nama, Angel pun masih anak langsung dari Janur Kuning dengan betina milik Nyo sendiri. Pada saat itu Janur Kuning kepunyaan Yadi situbondo (Jokinya Nyo pada saat itu), kemudian Nyo menitipkan betina untuk diternak ke orang tuanya Sun, setelah keluar anak maka merpati tersebut dibeli kembali oleh Nyo Situbondo ( sistem sewa pejantan ).
Maka keluarlah Angel ring HR 47 dengan kembarannya dengan Ring Hery yang dijual masih piyik dikira betina ke Banyuwangi (menurut cerita Didik Samo jokinya Nyo ) .

Angel berwarna kelabu coklat, dengan type terbang lop panjang satu – satu kemudian nge “L” atau turun hujan dan tembak yang keras, type inilah yang banyak diminati oleh mania andokan pada saat itu.

Dari anak langsung Angel pun banyak mengeluarkan burung – burung Top seperti Ma’af, Surya kencana dll untuk saat ini F1 Angel HR 47 yang masih ada yakni  Angel Junior ( ring Janoko 213 ) dan kembarannya Jember Kota ( ring Janoko 214) kedua burung tersebut saat ini berada di kandang Janoko Mozart team. Angel HR 47 sebelum dibeli seharga Rp. 10 jt oleh (alm) Ayin pada tahun 2007 berada ditangan saudara Ayen rekan dari Nyo Situbondo, Kemudian Angel HR 47 dititipkan ke Janoko Mozart team ( dulu Deltig Mozart Team sewaktu di Bali ) kemudian dibawa ke jakarta dan mati disana tahun 2011 karena tua.
 

  












Janoko 213 & Janoko 214 ( si kembar seperti bapak dan om nya ) 

Kami ingin menyebarkan trah - trah janoko dan trah juara lainnya bagi mania andokan yang berminat dengan harga terjangkau....
by : Rosyid : 087876995975