SELEKSI
BREDER
Tujuan
genetic breeding yg utama adalah mencetak breeder yang baik. Menurut saya,
tahap tersulit dalam breeding adalah dalam hal melakukan seleksi terhadap
burung yang akan dijadikan breeder.
Beberapa hal yang
perlu dilakukan dalam melakukan seleksi adalah:
1.
Pada dasarnya tidak ada merpati yang
memiliki struktur gen yang sempurna, termasuk merpati yang
dikatagorikan merpati juara. Gen negatif, baik gen pembentuk fisik maupun karakter (traits),
bisa saja tidak muncul ke permukaan karena bersifat resesif. Gen negatif yg
bersifat resesif ini suatu saat akan muncul ke permukaan melalui inbreeding dan
linebreeding. Tujuan seleksi adalah untuk secara bertahap menyingkirkan
traits negatif dari burung yg akan dijadikan breeder.
2.
Dalam beternak, tidak dibutuhkan banyak
breeder. Sebagai patokan, apabila kita menggunakan
babuan, maka jumlah breeder dalam kandang max 10 % dari jumlah burung yang akan
dihasilkan dalam 1 thn. Misalnya dalam 1 thn ingin mencetak 10 ekor piyik (5
ps), maka cukup memiliki 1 pasang breeder. Berapa jumlah piyik yg akan dicetak
tentunya tergantung dari kemampuan masing2 (ukuran kandang, kemampuan melatih,
kemampuan merawat dengan baik, dll). Prinsipnya semakin sedikit jumlah burung
dalam kandang, akan semakin baik karena akan memudahkan dalam perawatan dan
pelatihan.
3.
Karena kita tidak membutuhkan banyak breeder, maka seleksi
terhadap burung2 yg akan dijadikan breeder harus ekstra ketat bahkan
kejam. Jangan ada kompromi sedikit pun terhadap burung yg kita nilai tidak
memenuhi syarat.
4.
Beberapa kesalahan yang umum dilakukan
dalam melakukan seleksi antara lain:
a.
Tidak memiliki kriteria atau alat yang
jelas. Menurut sarannya Bishop, sebelum kita memasuki program breeding,
indukan yg akan dijadikan breeder harus diteliti secara cermat semua ciri2
fisik kedua indukan. Buat catatan yang rapih semua ciri2 fisik
indukan mulai dari bentuk kepala, mata, otot tulangan, bulu dll sampai hal2
yang kecil seperti warna kuku dan warna paruh. Gunakan catatan tersebut
sebagai patokan untuk melakukan seleksi anatomi dengan cara membandingkan ciri2
fisik indukan dengan piyik. Apabila ada ciri fisik anakan lebih jelek dari
induknya (bapak dan ibunya), maka harus disingkirkan. Namun demikian, apabila
piyikan memunculkan suatu ciri2 fisik yg tidak ada pada induknya, namun
bersifat positif (nilai plus), maka jangan disingkirkan tetapi perlu dilakukan
test performance. Dalam melakukan seleksi fisik, jangan terpengaruh oleh warna, seperti
warna bulu atau mata, tetapi lebih fokus pada kualitas (kemampuan terbang, gandeng, mau ninggal musuh dan hinggap disasaran dengan tepat).
b.
Ragu-ragu untuk menyingkirkan piyik yg sebetulnya tidak memenuhi
syarat. Ini bisa terjadi karena kita tidak memiliki kriteria yang jelas
sehingga kita tidak bisa bersikap tegas. Sifat ragu2 ini biasanya
dipengaruhi oleh fikiran "siapa tau" nanti bagus.
Seperti sudah disampaikan pada awal tulisan, prinsip dalam melakukan seleksi
adalah "cull more, not less" atau semakin banyak yg
disingkirkan, akan semakin baik. Apabila burung yg kualitasnya di bawah
standard tetap dipertahankan, maka program breeding akan lambat mengalami
kemajuan bahkan kualitas breeder kita semakin lama justru akan semakin menurun.
Yang perlu diingat, kita tidak membutuhkan banyak breeder!! Dan mencetak racer
akan menjadi mudah apabila sudah memiliki breeder yang baik. ( Tolong hal ini menjadi catatan penting jangan ditawar - tawar lagi )
c.
Tidak jujur dan tidak obyektif waktu melakukan seleksi ini yang banyak dilakukan oleh pemain merpati. Yang
biasa terjadi adalah apabila piyik yang akan kita seleksi berasal dari indukan
favorit, maka kita menjadi tidak tegas meskipun piyik dari indukan favorit
tersebut jelas2 tidak memenuhi kriteria. Untuk itu maka diperlukan alat seleksi
yang obyektif, mau dari indukan apapun Trahnya kalo jelek yah harus disingkirkan.
5.
Pada prinsipnya ada 3 tahap proses seleksi, yaitu "potential
test, performance test, dan progeny test".
a. Potential test.
a. Potential test.
Potential
test atau atau seleksi potensi adalah seleksi yg dilakukan sebelum piyik dilakukan
performance test (test kemampuan). Dari beberapa sumber bacaan, burung piyik
yang harus disingkirkan adalah yang memperlihatkan ciri - ciri sbb:
- Pertumbuhan badan tidak normal (kuntet, bulu - bulu tidak normal atau ukuran sayap dan badan tidak seimbang)
- Secara anatomi tidak memenuhi syarat (cacat atau kualitas anatomi di bawah
standard yg sudah kita tentukan)
- Piyik yg masih di dalam kandang kalau dipegang bersikap liar atau takut
secara berlebihan (tanda2 nyalinya ciut).
- Piyik yg terlalu pendiam atau tidak aktif (tanda - tanda nggak PD).
- Piyik yang meskipun telihnya sudah penuh/kenyang tetap "teriak2"
minta diloloh.
- Piyik yg sudah berumur 1 bulan tapi belum bisa minum sendiri atau mengenali
tempat minum (tanda2 calon bodoh/bebel). Apalagi kalau yg 1 sudah bisa minum
sendiri, tapi kembarannya belum bias minum, makan agar sgr diamati bila memang nampak bodoh segera disingkirkan.
b.
Performance
test.
Karena kita hanya memainkan burung jantan, maka yg bisa dilakukan performance test aja yang jantan saja, sementara yg betina langsung dilakukan progeny test ( menyilangkan dengan beberapa pejantan yang sudah terbukti kualitasnya).
Untuk melakukan performance test juga harus ada kriteria yg jelas. Kalau kita main balap, mulai dari dasar latihan, pertengahan latihan, kendala yang dihadapi bisa tidak mencapai sesuai dengan harapan kita dan bila di ikuti lomba maka kriterianya bisa menjuarai lomba di tingkat tertentu. Kriteria juga bisa bersifat kualitatif, misalnya kecepatan terbang atau tembak kejoki sesuai dengan yang kita harapkan. Kembali di sini diperlukan kejujuran untuk menilai apakah burung yg ditest kinerjanya sesuai yg kita harapkan.
Karena kita hanya memainkan burung jantan, maka yg bisa dilakukan performance test aja yang jantan saja, sementara yg betina langsung dilakukan progeny test ( menyilangkan dengan beberapa pejantan yang sudah terbukti kualitasnya).
Untuk melakukan performance test juga harus ada kriteria yg jelas. Kalau kita main balap, mulai dari dasar latihan, pertengahan latihan, kendala yang dihadapi bisa tidak mencapai sesuai dengan harapan kita dan bila di ikuti lomba maka kriterianya bisa menjuarai lomba di tingkat tertentu. Kriteria juga bisa bersifat kualitatif, misalnya kecepatan terbang atau tembak kejoki sesuai dengan yang kita harapkan. Kembali di sini diperlukan kejujuran untuk menilai apakah burung yg ditest kinerjanya sesuai yg kita harapkan.
c.
Progeny test
Karena tujuan genetic breeding adalah mencetak breeder, maka test yang paling penting adalah progeny test atau test kemampuan breeding. Dalam performance test tentunya yang paling mudah dilakukan adalah mengecek kemampuan jantan sedangkan pada progency test selain jantan betina pun harus di lakukan progentcy test. Cara yang paling mudah adalah dengan menyilangkan betina dengan beberpa induk jantan yang sudah terbukti kualitasnya, lalu diambil berapa anakan hasilnya berapa persen indukan tersebut menghasilkan anakan yang berkualitas dari masing - masing persilangan dengan pejantan yang ada. Agar bisa obyektif untuk melakukan progeny test maka diperlukan suatu penghitungan yang benar, teliti dan akurat, sehingga menghasilkan racer yang sesuai dengan harapan.
Jangan menyerah dalam melakukan Eksperimen karena dalam bereksperimen tidak ada panduan yang baku, semua berdasarkan pengalaman yang berbeda - beda..
selamat mencoba.... Jangan Banyak Tanya... Baca, Praktek, Analisa dan ambil kesimpulan Sendiri....
Janoko Mozart Bf
Cp. 087733991995
Karena tujuan genetic breeding adalah mencetak breeder, maka test yang paling penting adalah progeny test atau test kemampuan breeding. Dalam performance test tentunya yang paling mudah dilakukan adalah mengecek kemampuan jantan sedangkan pada progency test selain jantan betina pun harus di lakukan progentcy test. Cara yang paling mudah adalah dengan menyilangkan betina dengan beberpa induk jantan yang sudah terbukti kualitasnya, lalu diambil berapa anakan hasilnya berapa persen indukan tersebut menghasilkan anakan yang berkualitas dari masing - masing persilangan dengan pejantan yang ada. Agar bisa obyektif untuk melakukan progeny test maka diperlukan suatu penghitungan yang benar, teliti dan akurat, sehingga menghasilkan racer yang sesuai dengan harapan.
Jangan menyerah dalam melakukan Eksperimen karena dalam bereksperimen tidak ada panduan yang baku, semua berdasarkan pengalaman yang berbeda - beda..
selamat mencoba.... Jangan Banyak Tanya... Baca, Praktek, Analisa dan ambil kesimpulan Sendiri....
Janoko Mozart Bf
Cp. 087733991995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar